Revitalisasi Cagar Budaya untuk Pengembangan Pariwisata di Kawasan van Dering Serukam

Sabinus Beni, Blasius Manggu, Yosua Damas Sadewo, Thomas Aquino

Abstract


ENGLISH

The hilltop is located at van Dering Hill commonly named van Dering Fortress by the nearest communities in Serukam Hamlet, Pasti Jaya Village, Samalatan Sub-district, Bengkayang District. This research aimed to describe the revitalization process of van Dering Fortress. This study used a qualitative approach. It carried on in the van Dering Serukam tourism area. Primary data were collected through interviews with community elders, village leader, and sub-district head. Next, the data were analyzed qualitatively. This study resulted that van Dering Fortress was broken about 90%. It happened for a long time since the Dutch have not left Serukam yet. Both local and central government have not yet to pay attention to van Dering Hilltop as a cultural heritage. The landowner of the location of Dutch Hilltop finally built a house on the foothill. This cultural heritage abandonment caused the loss of historical asset during Dutch colonization. Van Dering revitalization was assumed to bring positive impacts for tourism development in Bengkayang District. Then, it could increase the local government income, so that it can support economic growth and local development.

 

INDONESIA

Pos intai Belanda yang terletak di Bukit Van Dering biasa disebut Benteng van Dering oleh masyarakat Dusun Se-rukam merupakan salah satu peninggalan sejarah yang terletak di Desa Pasti Jaya, Kecamatan Samalatan, Kabupaten Bengkayang. Tujuan penelitian adalah menggambarkan upaya revitalisasi Benteng van Dering. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan dilakukan di kawasan wisata van Dering Serukam. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan para tetua adat, kepala desa, dan camat. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cagar budaya Benteng van Dering berada pada kondisi rusak. Kondisi tersebut terjadi sudah sejak lama, dimana 90% Benteng van Dering sudah hancur, bahkan sebelum Belanda meninggalkan Dusun Serukam. Pemerintah, baik pusat maupun daerah belum memberikan perhatian terhadap revi-talisasi Benteng van Dering sebagai kawasan cagar budaya sejarah. Pemilik lahan tempat berlokasinya pos intai Bel-anda pada akhirnya membangun rumah di bawah kaki bukit. Apabila kondisi tersebut terus terjadi, dapat berdampak hilangnya jejak keberadaan aset bersejarah periode penjajahan Belanda. Revitalisasi Benteng van Dering di Bukit van Dering diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Kabupaten Bengkayang. Se-lanjutnya, hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga mendukung pembangunan dan pertum-buhan ekonomi.


Keywords


cagar budaya, revitalisasi, serukam, benteng van Dering

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33658/jl.v17i1.199

Refbacks

  • There are currently no refbacks.